Pendapat Para Ahli Kimia Tentang Gas Airmata

    Pendapat Para Ahli Kimia Tentang Gas Airmata

    SURABAYA - Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Pertanggungjawaban Pidana Kasus Tragedi Kanjuruhan Malang", pada Jum'at (25/11/2022) di Kampus B Fakultas Hukum, gedung Pancasila UNAIR Surabaya.

    FGD kali ini sengaja menghadirkan 10 narasumber yang terbagi dalam 5 bidang, yakni Pakar Hukum Pidana, Pakar Psikolog , Ahli Kimia, Pakar HAM, serta Ahli Forensik,  dalam diskusi ini setiap nara sumber menyampaikan analisanya sesuai bidang masing-masing. 

    Dalam diskusi tersebut ada yang menarik dari yang disampaikan 2 pakar kimia dari UNAIR Surabaya ini. Yaitu Prof. Dr. Dwi Setyawan S.Si, . M.Si., dan Prof. Dr, Fahimah Martak, M.Si. 

    Menurut Prof. Dr. Dwi Setyawan, ia menyebut gas airmata memang dirancang untuk pengendali kerusuhan. 

    "Formulasi gas air mata, gas air mata merupakan zat kimia biasa yang digunakan secara terbatas, senyawa 2 Clorobenzalmalononitrile (CS), komponen penentu yang biasa disebut gas CS, difungsikan sebagai agen pengendali kerusuhan, " paparnya

    Ahli Kimia itu juga mengatakan, gas air mata sendiri bertekstur padat solid kristalik atau bubuk powder (serbuk), bahan kimia yang bersifat iritasi. 

    "Secara garis besar berkesimpulan bahwa bahan untuk gas air mata, sebenarnya yang memang sifatnya toxic tapi memang bahannya diformulasikan untuk kebutuhan khusus dalam batas aman, " lanjutnya. 

    "Namun perlu melihat kondisi jika dalam keadaan tertutup misalnya, maka bisa jadi penyebab kematian korban kanjuruhan, " tambahnya Prof. Dr. Dwi Setyawan dalam diskusi tersebut. 

    Sementara Prof. Dr, Fahimah Martak, M.Si. Menyampaikan hal yang sama terkait komponen gas air mata merupakan senyawa yang di dalam gas air mata itu sebetulnya bukan gas tapi serbuk, seperti mrica halus. 

    "Jadi ada di situ digambarkan seperti sianida, itukan seperti kasus kopi diberi sianida itu kan mati, karena dosisnya yang tinggi dan diberikan langsung diminum, kalau ini kan langsung dihirup, itu kadarnya berapa kita tidak tahu yang di hirup itu berepa kadarnya, memang menyebabkan sesak nafas, " ujarnya. 

    Prof. Dr, Fahimah Martak menegaskan jika gas air mata itu tidak menyebabkan kematian kalau itu hanya dihirup sedikit saja, beda dengan sianida karena diminum, kalau ini di hirup, jika kondisi tubuh nya fit tidak apa apa kalau menghirup sedikit saja. 

    "Tapi memang kalau bahan kimia itu semua berbahaya seperti gas co yang di keluarkan motor, itu juga berbahaya tapi karena udara terbuka, mungkin banyak tanaman hijau yang menghirup gas co sehingga manusia tidak apa apa, jadi bukan menyebabkan kematian, " paparnya. 

    "Gas air mata itu efeknya sesak nafas  mata agak kabur jadi bukan menyebakkan kematian 
    Mungkin matinya itu karena menghirupnya agak banyak atau terinjak injak saya tidak tahu karena di lapangan itu seperti apa
    Jadi kondisi seseorang itu yang sangat berpengaruh, " pungkasnya.

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Sinergi Tiga Pilar Kec. Simokerto Patroli...

    Artikel Berikutnya

    Babinsa Hadiri Terkait Kegiatan Padat Karya...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Perhutani Realisasikan Penyadapnya Umroh
    Perhutani KPH Banyuwangi Barat Implementasi Akhlak
    Babinsa Kuala Kencana Bantu Warganya Mengolah Sagu
    Hendri Kampai: CDN Ajaib, Misi Kilat Informasi dari Pusat ke Pelosok Negeri
    Prajurit TNI Dan ADF Laksanakan Latihan Operasi Evakuasi Non Kombatan

    Ikuti Kami